Bagi seorang peternak, menjaga bobot ayam dan mencegah terserang dari berbagai penyakit adalah hal yang wajib. Sebab, banyaknya jenis penyakit pada ayam membuat pertumbuhannya semakin terganggu. Salah satu penyakit yang kerap terjadi pada ayam adalah Chicken Anemia Syndrome.
Umumnya, ayam yang terkena Chicken Anemia Syndrome adalah ayam yang masih berusia muda. Itu sebabnya, cara untuk mencegah penyakit satu ini banyak dilakukan oleh para peternak lokal.
Namun, apa penyebab chicken anemia syndrome pada ayam? Lantas, bagaimana cara mengatasinya jika ayam terkena chicken anemia syndrome? Berikut ulasan lengkap tentang penyakit Chicken Anemia Syndrome yang harus diketahui.
Pengertian Chicken Anemia Syndrome
Chicken anemia syndrome (CAS) adalah penyakit viral yang umumnya menyerang ayam yang masih muda. Penyakit ini bersifat akut yang ditandai dengan munculnya anemia aplastika dan atrofi organ limfoid.
Dimana gejala anemia ini akan memicu terjadinya penekanan sistem pada kekebalan tubuh ayam alias imunosupresif. Ini berpotensi memicu munculnya jenis infeksi lain yang bisa bersifat viral, bakterial, atau fungal.
Penyebab dan Cara Penularan Chicken Anemia Syndrome
Penyakit chicken anemia syndrome telah dipelajari oleh banyak ilmuwan dan diketahui bahwa penyebabnya adalah chicken anemia agent (CAA) yang termasuk dalam kelompok circovirus.
Semua ayam berpotensi terserang virus ini, terutama ayam muda yang berumur kurang dari dua minggu. Untungnya, resistensi terhadap penyakit ini bisa meningkat seiring pertambahan umur ayam.
Virus ini cepat menyebar di antara ayam dalam satu kelompok. Ini dikenal dengan istilah penularan horizontal. Sedangkan penularan secara vertikal terjadi melalui telur dan kasus ini lebih dominan. Penularan vertikal secara alami bisa berlangsung selama 3 sampai 6 minggu.
Ayam yang terkena CAS tidak langsung menunjukkan gejala-gejala yang jelas, tapi produksi telurnya akan mulai menurun. Demikian juga dengan daya tetas dan fertilitasnya yang mulai tampak bermasalah.
Gejala dan Ciri-Ciri Chicken Anemia Syndrome pada Ayam
Ayam yang terkena penyakit chicken anemia syndrome akan menunjukkan beberapa tanda seperti pertumbuhan terhambat dan anoreksia.
Beberapa gejala jika ayam terkena Chicken Anemia Syndrome adalah pial dan jengger ayam akan tampak pucat, bulu ayam tampak berdiri, munculnya lesi fokal pada kulit di banyak daerah di tubuh yang bisa berupa pendarahan pada kulit atau kerusakan berwarna kebiruan.
Risiko Chicken Anemia Syndrome pada Ayam
Tingkat mortalitas atau kematian pada ayam yang terserang chicken anemia syndrome adalah 5-16%. Itu artinya ayam peternak, baik ayam kampung, ayam pedaging, atau ayam petelur memiliki risiko yang cukup tinggi untuk terkena penyakit ini.
Penyakit ini bisa menyebabkan kerugian yang cukup tinggi bagi para peternak ayam, karena bisa menyebabkan banyak kematian, penurunan laju pertumbuhan ayam, serta gangguan kepekaan ayam terhadap penyakit.
Cara Mengobati Penyakit Ayam
Chicken anemia syndrome pada ayam umumnya hanya diobati dengan antibiotik yang bisa mencegah infeksi sekunder dan menurunkan kasus serangan.
Cara Mencegah Chicken Anemia Syndrome pada Ayam
Cara paling efektif untuk mencegah serangan virus penyebab chicken anemia syndrome adalah melalui vaksin. Ayam indukan perlu divaksin pada usia ideal 18 minggu agar kelak keturunannya sudah memiliki antibodi maternal dari sang induk.
Anak ayam pun akan terhindar dari penyakit ini setidaknya selama 6 minggu. Jenis vaksin yang digunakan bisa berupa vaksin inaktif atau vaksin aktif yang sudah dilemahkan.
Demikian pengertian wajib tentang penyebab, gejala, dan cara mengatasi Chicken Anemia Syndrome pada ayam ternak yang wajib diketahui. Jika salah satu ayam ternak mengalami gejala serupa seperti di atas, segeralah untuk mengobatinya dan lakukan berbagai cara untuk mencegahnya.
0 Komentar