Penyebab lele mati massal setelah disortir bisa beragam, mulai dari stres karena perubahan lingkungan hingga masalah kualitas air dan pemberian pakan. Berikut adalah 6 penyebab utama yang perlu diperhatikan:
1. Stres akibat perubahan lingkungan:
Proses sortir dan pemindahan lele ke kolam baru dapat menyebabkan stres. Perubahan suhu, pencahayaan, dan lingkungan fisik lainnya dapat mengganggu keseimbangan biologis lele, sehingga melemahkan sistem kekebalan tubuh mereka dan membuatnya rentan terhadap penyakit.
2. Kualitas air yang buruk:
Kualitas air yang tidak terjaga, seperti kadar oksigen yang rendah, pH yang ekstrem, atau adanya pencemaran kimia, dapat membahayakan kesehatan lele. Pencemaran air juga dapat menjadi tempat berkembang biak bakteri dan virus yang menyebabkan penyakit.
3. Pemberian pakan yang tidak tepat:
Pemberian pakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan lele, baik dari segi jenis maupun jumlah, dapat mengganggu pencernaan dan menyebabkan masalah kesehatan. Sisa pakan yang tidak terpakai juga dapat mencemari air dan menyebabkan masalah kualitas air.
4. Penyakit:
Lele yang stres atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan terhadap serangan penyakit. Beberapa penyakit yang umum menyerang lele adalah penyakit kembung, infeksi bakteri, dan penyakit jamur.
5. Kepadatan tebar yang berlebihan:
Jika lele terlalu padat dalam satu kolam, maka akan terjadi persaingan untuk mendapatkan makanan dan ruang, yang dapat meningkatkan stres dan menyebabkan masalah kesehatan.
6. Gangguan pencernaan:
Pemberian pakan yang tidak tepat atau kualitas air yang buruk dapat menyebabkan gangguan pencernaan pada lele. Hal ini dapat menyebabkan perut kembung, nafsu makan yang berkurang, dan penurunan daya tahan tubuh.
Solusi: Untuk mencegah lele mati massal setelah disortir, penting untuk memperhatikan kualitas air, pemberian pakan, dan lingkungan budidaya. Selain itu, perlu juga dilakukan pemantauan rutin terhadap kesehatan lele dan tindakan pencegahan jika ada tanda-tanda penyakit.
0 Komentar