Ticker

50/recent/ticker-posts

Ad Code

𝐇𝐚𝐥𝐨 𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐃𝐚𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥 𝐁𝐥𝐨𝐠𝐠𝐞𝐫 𝐔𝐬𝐚𝐡𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐁𝐮𝐝𝐢𝐝𝐚𝐲𝐚 𝐓𝐞𝐫𝐧𝐚𝐤 𝐊𝐮|𝐑𝐞𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐝𝐚𝐬𝐢 𝐆𝐚𝐦𝐞 𝐎𝐧𝐥𝐢𝐧𝐞 𝐑𝐞𝐬𝐦𝐢 (𝐏𝐀𝐑𝐀𝐃𝐀𝟒𝐃)|𝐌𝐢𝐧𝐢𝐦𝐚𝐥 𝐃𝐞𝐩𝐨𝐬𝐢𝐭 𝐑𝐏.𝟓𝟎𝟎𝟎|𝐌𝐞𝐧𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐃𝐞𝐩𝐨𝐬𝐢𝐭 𝐏𝐮𝐥𝐬𝐚|𝐘𝐮𝐤 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐒𝐞𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐉𝐮𝐠𝐚 !!

5 HOAKS & FAKTA AYAM BROILER : AYAM BROILER SUNTIK HORMON DAN LAINNYA

Berita Hoaks Ayam Broiler Suntik Hormon Supaya Cepat Besar

Di antara berbagai jenis ayam yang beredar di pasaran, ayam broiler menjadi salah satu yang paling disukai masyarakat. Kalau Brotisen belum tahu, ayam broiler adalah ayam ras pedaging hasil persilangan dari berbagai bangsa ayam yang memiliki produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging. Meski digemari, ayam broiler sering kali menjadi sasaran hoaks yang menyesatkan. Mulai dari isu suntik hormon hingga tudingan sebagai penyebab kanker, semua informasi ini membuat masyarakat ragu. Padahal, penting bagi kita untuk menyaring informasi dengan benar. Yuk, kita bedah satu per satu mitos yang sering beredar!

1. Benarkah Ayam Broiler Disuntik Hormon Agar Cepat Gemuk

Salah satu mitos yang paling sering terdengar adalah bahwa ayam broiler disuntik hormon agar cepat besar. Faktanya, hal ini tidaklah benar. Para ahli menyebutkan bahwa ayam broiler bisa tumbuh cepat berkat sistem budidaya yang efisien, manajemen pakan yang teratur, serta pengaturan pencahayaan dan suhu kandang yang optimal. Selain itu, penggunaan hormon untuk hewan konsumsi telah dilarang secara tegas dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Lebih jauh, penyuntikan hormon dalam skala besar sangat tidak mungkin dilakukan di peternakan komersial karena biaya hormon sangat mahal dan prosesnya memakan waktu. Sebaliknya, pertumbuhan ayam broiler bisa dioptimalkan melalui pemberian vitamin dan pakan yang bernutrisi. Jadi, Brotisen tidak perlu khawatir dengan isu suntik hormon karena mitos ini sudah terbantahkan secara ilmiah dan hukum.

2. Apakah Daging Ayam Broiler Aman Dikonsumsi?

Munculnya keraguan masyarakat terhadap ayam broiler juga dipicu oleh kekhawatiran soal higienitas dan keamanan pangan. Padahal, pemerintah Indonesia sudah menetapkan sistem sertifikasi untuk produk hewan, termasuk ayam broiler, melalui Nomor Kontrol Veteriner (NKV). Sertifikasi ini menjamin bahwa produk yang beredar telah memenuhi standar keamanan dari peternakan hingga ke tangan konsumen (farm to table).

Peraturan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 11 Tahun 2020 sebagai revisi dari peraturan sebelumnya. Adanya sertifikat NKV memastikan bahwa ayam broiler yang dikonsumsi berasal dari proses pemeliharaan yang higienis, dengan pengawasan ketat terhadap kesehatan dan sanitasi. Jadi, Brotizen bisa merasa tenang dan aman saat menikmati olahan ayam broiler.

3. Ayam Broiler Penyebab Kanker dan Kolesterol Tinggi?

Isu ini sangat menyesatkan. Tidak ada bukti ilmiah yang menyebutkan bahwa daging ayam broiler mengandung zat karsinogen penyebab kanker. Tingginya kadar kolesterol atau risiko kanker justru lebih dipengaruhi oleh pola hidup tidak sehat, seperti penggunaan minyak goreng berulang kali atau konsumsi makanan cepat saji yang berlebihan.

Ayam broiler, jika diolah dengan benar, justru menjadi sumber protein hewani yang murah dan bergizi. Penyakit seperti kanker dan kolesterol tinggi lebih sering disebabkan oleh gaya hidup dan faktor genetik, bukan karena konsumsi ayam broiler.

4. Apakah Ayam Broiler Gemuk Karena Bahan Kimia dan Obat-Obatan?

Banyak yang percaya ayam broiler bisa gemuk karena diberi bahan kimia atau obat-obatan. Padahal, pertumbuhan cepat ayam broiler adalah hasil dari pemuliaan genetik yang selektif. Ayam broiler merupakan hasil dari seleksi genetik selama bertahun-tahun untuk menghasilkan ayam pedaging dengan laju pertumbuhan yang cepat dan efisien.

Tidak ada penggunaan bahan kimia berbahaya dalam proses ini. Ayam hanya diberi vitamin dan suplemen yang aman dan bahkan sering digunakan dalam peternakan lain untuk menjaga daya tahan tubuh hewan. Mitos ini sering muncul karena kurangnya pemahaman terhadap sistem pemeliharaan ayam modern.

5. Ayam Broiler Tidak Sehat untuk Dikonsumsi?

Mitos lainnya yang beredar adalah bahwa ayam broiler tidak sehat karena dianggap hasil rekayasa genetik. Padahal, ayam broiler adalah hasil seleksi genetik dari bibit unggul, bukan hasil rekayasa genetik berbahaya. Justru, ayam broiler memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, terutama protein.

Dalam 100 gram ayam broiler, terdapat sekitar 28 gram protein, ditambah berbagai vitamin dan mineral seperti vitamin B kompleks, zat besi, fosfor, kalium, dan magnesium. Ini menunjukkan bahwa ayam broiler adalah sumber protein yang sangat baik untuk tubuh. Jika dikonsumsi dengan cara yang sehat, seperti dikukus atau dipanggang tanpa lemak berlebih, daging ayam broiler bisa menjadi pilihan yang sehat untuk semua kalangan.

Ayam broiler adalah salah satu sumber protein terbaik dan termurah bagi masyarakat Indonesia. Sayangnya, banyak hoaks yang tersebar dan membuat masyarakat ragu untuk mengonsumsinya. Padahal, jika dikaji dari sisi ilmiah, hukum, dan data nutrisi, ayam broiler terbukti aman, sehat, dan bergizi. 

Yuk, jadi konsumen cerdas dengan tidak mudah percaya pada informasi menyesatkan. Semoga tulisan ini bisa membuka wawasan dan menghindarkan kita dari hoaks yang bisa merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Posting Komentar

0 Komentar