Ticker

50/recent/ticker-posts

Ad Code

𝐇𝐚𝐥𝐨 𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐃𝐚𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥 𝐁𝐥𝐨𝐠𝐠𝐞𝐫 𝐔𝐬𝐚𝐡𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐁𝐮𝐝𝐢𝐝𝐚𝐲𝐚 𝐓𝐞𝐫𝐧𝐚𝐤 𝐊𝐮|𝐑𝐞𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐝𝐚𝐬𝐢 𝐆𝐚𝐦𝐞 𝐎𝐧𝐥𝐢𝐧𝐞 𝐑𝐞𝐬𝐦𝐢 (𝐏𝐀𝐑𝐀𝐃𝐀𝟒𝐃)|𝐌𝐢𝐧𝐢𝐦𝐚𝐥 𝐃𝐞𝐩𝐨𝐬𝐢𝐭 𝐑𝐏.𝟓𝟎𝟎𝟎|𝐌𝐞𝐧𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐃𝐞𝐩𝐨𝐬𝐢𝐭 𝐏𝐮𝐥𝐬𝐚|𝐘𝐮𝐤 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐒𝐞𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐉𝐮𝐠𝐚 !!

7 PERSIAPAN PENTING & HARUS DILAKUKAN SEBELUM BETERNAK AYAM POTONG

Persiapan yang Harus Dilakukan Pemula Sebelum Beternak Ayam Potong

Ternak ayam potong atau biasa disebut ayam broiler merupakan salah satu ternak yang sangat potensial di Indonesia. Permintaan daging ayam yang besar di setiap daerah, membuat ternak ayam potong menjadi terus berkembang. Namun, beternak ayam potong memang gampang-gampang susah.

Beternak ayam potong bukanlah hal yang bisa dilakukan asal-asalan. Meskipun terlihat sederhana, sebenarnya banyak hal yang harus dipersiapkan dengan matang agar usaha ini bisa berjalan lancar dan menguntungkan. Banyak peternak pemula yang tergoda memulai karena melihat potensi keuntungannya yang tinggi, namun lupa bahwa keberhasilan dalam usaha ini sangat bergantung pada perencanaan awal. Berikut ini adalah 10 persiapan penting yang wajib kamu lakukan sebelum memulai beternak ayam potong.

1. Menentukan Skala Usaha Peternakan

Langkah awal yang krusial adalah memahami dan menentukan skala usaha yang ingin dijalankan. Skala ini akan menentukan banyak hal, mulai dari jumlah modal yang dibutuhkan, jenis kandang yang digunakan, sampai strategi pemasaran yang harus ditempuh. Skala usaha bisa dibagi menjadi empat kategori: usaha sambilan, cabang usaha, usaha pokok, dan usaha industri. Simak penjelasan berdasarkan skala usahanya di bawah.

Ternak Sebagai Usaha Sambilan

Usaha sambilan adalah bentuk usaha peternakan yang dijalankan sebagai aktivitas sampingan dari pekerjaan utama. Biasanya dilakukan di rumah, dengan jumlah ayam yang relatif sedikit (misalnya puluhan ekor), dan menggunakan peralatan seadanya.

Tujuannya bukan untuk keuntungan besar, melainkan tambahan penghasilan atau bahkan hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga.

Ciri khas usaha ini:

  • Modal kecil
  • Pengelolaan seadanya
  • Tidak tergantung pada hasil ternak untuk penghidupan utama

Ternak Sebagai Cabang Usaha

Pada tingkat ini, peternakan ayam potong menjadi salah satu sumber penghasilan utama, meskipun masih ada sumber pendapatan lain. Skala produksinya lebih besar dari usaha sambilan, misalnya memelihara ratusan ayam per periode.

Biasanya dikelola lebih serius dengan pembagian waktu kerja yang terjadwal, penggunaan pakan pabrikan, vaksinasi, serta pemeliharaan yang lebih terstruktur.

Ciri khas cabang usaha:

  • Menggunakan sistem pencatatan sederhana
  • Pendapatan dari beternak mencapai 30–70% dari total penghasilan
  • Umumnya dikerjakan sendiri atau dengan sedikit tenaga kerja
  • Mulai melakukan perencanaan panen dan pemasaran

Ternak Sebagai Usaha Pokok

Jika beternak ayam potong menjadi sumber penghasilan utama, maka ini termasuk dalam kategori usaha pokok. Peternakan ini biasanya sudah berjalan secara profesional, baik dari sisi manajemen operasional maupun keuangan.

Populasi ayam bisa mencapai ribuan ekor dalam satu siklus, dengan sistem kandang, pakan, dan biosekuriti yang sudah baik.

Ciri khas usaha pokok:

  • Pendapatan dari beternak lebih dari 70–100%
  • Menggunakan karyawan tetap atau ABK
  • Ada pencatatan keuangan, produksi, dan manajemen risiko
  • Memiliki rencana jangka pendek dan jangka panjang
  • Menjalin kemitraan dengan perusahaan integrator, supplier, atau off-taker

Ternak Sebagai Usaha Industri

Usaha industri adalah bentuk peternakan ayam potong dalam skala besar dan terintegrasi dengan teknologi tinggi. Umumnya dikelola oleh perusahaan atau kelompok peternak dalam bentuk koperasi besar.

Jumlah populasi ayam bisa mencapai puluhan ribu ekor per periode, dan menggunakan sistem kandang tertutup (close house), sistem pemberian pakan otomatis, kontrol suhu dan kelembapan, serta aplikasi digital untuk monitoring.

Ciri khas usaha industri:

  • Modal besar dan sistem kerja profesional
  • Teknologi modern dan efisiensi tinggi
  • Terintegrasi dengan rantai distribusi dan pasar
  • Standar keamanan hayati (biosecurity) sangat ketat
  • Fokus pada profit, efisiensi, dan keberlanjutan usaha

2. Mempersiapkan Lokasi dan Kandang

Kandang merupakan salah satu aspek vital dalam peternakan ayam potong. Pilihlah lokasi kandang yang jauh dari pemukiman untuk meminimalisasi gangguan bau dan potensi penyebaran penyakit. Pastikan juga lokasi tersebut bebas banjir dan memiliki sirkulasi udara yang baik. 

Secara umum, ada dua jenis kandang yang sering digunakan. Kandang terbuka (open house) mengandalkan sirkulasi udara alami dan cocok untuk skala kecil hingga menengah, meskipun lebih rentan terhadap perubahan cuaca. Sedangkan kandang tertutup (close house) menggunakan sistem ventilasi dan suhu otomatis yang mendukung pertumbuhan ayam secara merata dan lebih efisien untuk peternakan besar. Selain itu, kepadatan ayam dalam kandang juga harus diperhatikan, idealnya antara 8 sampai 12 ekor per meter persegi, tergantung sistem pemeliharaan dan kualitas ventilasi yang digunakan.

3. Menyediakan Peralatan Pendukung

Beternak ayam tidak bisa dilakukan tanpa peralatan yang memadai. Alat-alat seperti tempat makan, tempat minum, brooder (pemanas anak ayam), sprayer, serta peralatan pembersih kandang harus tersedia sebelum DOC (Day Old Chick) datang. Jangan sampai kamu baru sibuk mencari peralatan saat ayam sudah datang karena ini bisa berujung pada stres atau bahkan kematian ayam akibat lingkungan yang tidak kondusif. Pilih alat yang mudah dibersihkan dan tahan lama agar operasional sehari-hari menjadi lebih efisien.

4. Menyiapkan Pakan dan Sumber Air Bersih

Pakan adalah komponen terbesar dalam biaya produksi ayam potong, yaitu sekitar 60–70%. Oleh karena itu, kualitas dan kontinuitas pakan harus terjamin. Sediakan pakan yang sesuai dengan umur ayam starter, grower, dan finisher. Pastikan juga pasokan air bersih selalu tersedia. 

Air yang digunakan sebaiknya diuji kualitasnya terlebih dahulu untuk memastikan tidak mengandung bakteri atau bahan kimia berbahaya. Ketersediaan air yang cukup sangat penting terutama pada fase starter, karena anak ayam membutuhkan air untuk proses metabolisme dan termoregulasi.

5. Memilih Bibit Ayam (DOC) Berkualitas

Kesuksesan beternak ayam broiler dimulai dari pemilihan DOC yang berkualitas. Bibit unggul akan tumbuh lebih cepat, sehat, dan memiliki konversi pakan yang efisien. Pilih DOC dari hatchery atau perusahaan penetasan yang terpercaya. 

Ciri-ciri DOC yang baik antara lain: 

  • Aktif
  • Mata cerah,
  • Bulu kering dan mengkilap
  • Tidak ada cacat pada kaki atau paruh

Jangan tergiur harga murah dari penjual yang tidak memiliki reputasi, karena risiko kerugian di kemudian hari bisa jauh lebih besar.

6. Menguasai Teknik Pemeliharaan Ayam Broiler

Memahami teknik pemeliharaan ayam potong merupakan bekal penting agar tidak mengalami kerugian. Peternak harus tahu cara mengatur suhu kandang, frekuensi pemberian pakan, penanganan ayam sakit, hingga manajemen stres ayam. 

Setiap fase umur ayam membutuhkan perlakuan yang berbeda, baik dari segi pakan, pencahayaan, hingga ruang gerak. Selain itu, penting untuk memonitor pertumbuhan ayam secara berkala, seperti menimbang bobot tubuh dan mengamati perilaku ayam di dalam kandang.

7. Mempersiapkan Program Sanitasi

Sanitasi yang baik adalah pondasi untuk menciptakan kandang yang sehat dan produktif. Sebelum DOC masuk, kandang harus disemprot desinfektan dan dikosongkan selama minimal dua minggu (istirahat kandang). Semua peralatan juga harus dibersihkan dan disterilkan. 

Baca Juga: 5 Cara Efektif Sanitasi Kandang Ayam untuk Mencegah Penyakit

Setelah ayam masuk, sanitasi tetap dilakukan secara rutin untuk mencegah berkembangnya bakteri dan virus. Kontaminasi lingkungan yang tidak dikendalikan bisa menyebabkan penyakit menular seperti CRD, ND, atau Gumboro.

Posting Komentar

0 Komentar