Masalah Bau Amonia di Kandang Ayam Broiler dan Cara Mengatasinya
Bau amonia kandang ayam menjadi masalah yang tidak bisa disepelekan dan harus diatasi, karena dapat menyebabkan berbagai masalah pada kesehatan ayam dan lingkungan. Amonia (NH3) adalah gas beracun yang terbentuk dari penguraian nitrogen dalam kotoran ayam oleh bakteri ureolitik. Bau amonia yang terakumulasi dan berlangsung dalam waktu lama bisa menyebabkan terganggunya kesehatan dan kenyamanan ayam maupun peternakan serta timbulnya polusi terhadap lingkungan di sekitar kandang. Dalam artikel ini kita perlu mempelajari cara mencegah dampak buruk bau amonia kandang ayam di bawah!
Proses Terbentuknya Amonia
Protein dalam ransum pakan ayam akan dicerna dan dimetabolisme hingga menghasilkan zat sisa berupa urea dan asam urat yang dibuang bersama feses. Urea dan asam urat mengandung unsur nitrogen (N) yang akan diubah menjadi amonia (NH3) berbentuk gas atau ammonium (NH₄₊) yang terlarut dalam feses oleh bakteri pengurai (bakteri ureolitik) di lingkungan.
Amonia ini juga akan semakin banyak dihasilkan jika proses metabolisme nutrisi ransum di dalam tubuh ayam kurang optimal atau pemberian protein ransum berlebh, sehingga tidak semua nitrogen diserap sebagai asam amino, tetapi dikeluarkan lewat feses.
Penyebab Meningkatnya Kandungan Amonia
Terdapat kondisi tertentu yang bisa meningkatkan kandungan amonia di lingkungan kandang. Penyebab beberapa hal yang menjadi penyebab tingginya bau amonia diantaranya:
Kandungan Garam dan Protein Tinggi
Ransum dengan kadar garam dan protein tinggi dapat menyebabkan feses ayam menjadi basah. Garam berlebih mengganggu keseimbangan elektrolit tubuh dan meningkatkan konsumsi air minum, sehingga feses menjadi lebih cair.
Demikian juga dengan kelebihan protein dalam ransum, karena protein yang tidak tercerna akan dimetabolisme menjadi asam urat. Konsentrasi asam urat yang tinggi di ginjal turut mendorong peningkatan konsumsi air dalam feses. Maka dari itu, feses yang basah akibat hal ini cenderung menghasilkan kadar amonia yang lebih tinggi.
Kondisi Kandang Terlalu Padat
Kondisi kandang yang terlalu padat akan membuat suplai oksigen dan udara di dalam kandang menipis dan juga bisa menyebabkan heat sress pada ayam karena merasa kepanasan. Hal ini menyebabkan ayam lebih banyak minum dibanding mengonsumsi pakan. Banyaknya konsumsi air minum menyebabkan feses pada ayam menjadi lebih basah, sehingga kadar amonia pada feses meningkat.
Kualitas Litter yang Buruk
Fungsi litter yang paling utama adalah memberi kenyamanan pada ayam sebagai alas kandang dan membantu penyerapan air yang ada pada feses sehingga lebih cepat kering. Jika kualitas dan kuantitas dari litter yang digunakan di kandang kurang baik, maka akan lebih cepat lembap dan basah.
Biasanya peternak menggunakan litter dari sekam padi karena mudah didapat dan harganya terjangkau. Selain dari sekam padi, ada beberapa jenis litter lainnya seperti jerami padi, serutan kayu, dan kulit kacang.
Ketebalan sekam di kandang juga berperan untuk mencegah bau amonia di dalam kandang. Ketebalan litter yang harus diterapkan pada kandang ayam yang direkomendasikan sekitar 8-10 cm. Manajemen litter yang baik juga perlu dilakukan seperti pembolak balikkan sekam dan pemberian cairan pengurai atau dekomposer untuk membuat litter kering dalam waktu lama.
Dampak Bau Amonia
Kadar amonia yang terlalu tinggi dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan ayam. amonia dapat diukur di dalam kandang dengan alat bernama amonia meter. Cara memakai amonia meter yaitu alat tersebut dapat diletakkan sekitar 10 cm dari alas kandang atau di atas kepala ayam. Selain itu, cara mudah mengetahui kadar amonia adalah ketika kita sudah mencium bau amonia yang terlalu menyengat.
Tabel. Respon manusia terhadap bau amonia di kandang ayam
Tabel. Dampak Level Amonia Terhadap Kesehatan Ternak
Cara Mencegah Dampak Buruk Bau Amonia
1. Pengelolaan ventilasi yang tepat
Ventilasi yang baik membantu sirkulasi udara di dalam kandang, sehingga gas amonia tidak terakumulasi. Udara segar yang terus mengalir juga menjaga kelembapan tetap seimbang dan mencegah bau menyengat.
2. Pemilihan litter yang efektif
Gunakan bahan litter yang memiliki daya serap tinggi, seperti sekam padi kering. Litter yang baik mampu menyerap kelembapan dari feses, menghambat pelepasan amonia ke udara.
3. Kebersihan rutin kandang
Membersihkan kandang secara berkala, termasuk penggantian litter yang sudah lembap atau menggumpal, akan mengurangi penumpukan kotoran dan sumber bau. Kebersihan yang terjaga juga mencegah pertumbuhan bakteri penyebab bau.
4. Penggunaan dekomposer
Aplikasi dekomposer seperti bakteri pengurai alami bisa mempercepat proses fermentasi kotoran dan mengurangi pembentukan gas amonia. Dekomposer juga membantu menjaga kualitas litter agar kering lebih lama (tidak cepat basah).
5. Upgrade peralatan kandang
Peternak perlu memperhatikan kualitas peralatan di kandang karena setiap alat memiliki masa pakai teknis yang berbeda. Jika peralatan mulai usang dan melewati masa teknisnya, kinerjanya akan menurun dan berdampak pada efisiensi pemeliharaan ayam.
0 Komentar