Pemberian pakan penuh gizi sangat berperan untuk meningkatkan kualitas dan daya tahan tubuh ayam. Sangat buruk jika peternak tidak peduli terhadap takaran pemberian pakan sehingga menyebabkan segala penyakit, salah satunya mikotoksikosis.
Asupan pakan memiliki kontribusi besar pada pertumbuhan ayam, yaitu sekitar 70%. Semakin berkualitas pakannya, maka semakin berkualitas pula produksi daging dan telur ayamnya.
Di Indonesia dengan curah hujan yang tentu saja menuntut para peternak untuk selalu berhati-hati dalam memberikan pakan kepada ayam ternaknya, terutama yang mencampur makanan sendiri.
Diberikan ingin-wanti agar selalu waspada karena ancaman jamur dan mikotoksin pada pakan yang terkontaminasi sangat besar.
Nah, pada artikel kali ini kita akan fokus pada pembahasan penyakit mikotoksikosis yang memang berawal dari kualitas pakan yang diberikan. Apakah penyebab, gejala, dan obatnya? Mari simak ulasan berikut ini!
Pengertian Mikotoksikosis pada Ayam
Mikotoksikosis adalah suatu penyakit pada ayam yang disebabkan oleh pakan yang telah tercemar jamur mikotoksin.
Hal ini terjadi karena pada saat proses penyimpanan dan pencampuran pakan dilakukan dengan cara yang kurang higienis, biasanya dengan self-mixing.
Proses timbulnya jamur mikotoksin ini berawal dari kurang waspadanya para peternak dalam mengelola pakan ayam. Pencemaran mikotoksin bukan hanya berdampak pada kesehatan ayam, melainkan dapat menimbulkan residu.
Penyebab Mikotoksikosis pada Ayam
Penyebab utama penyakit mikotoksikosis adalah mikotoksin, sebuah racun yang dihasilkan oleh jamur pada pakan ayam.
Racun mikotoksin dikeluarkan saat masa pertumbuhan jamur, baik ketika berada di lingkungan terbuka maupun tertutup. Jadi, bukan hal yang aneh jika bahan baku pakan ayam telah terkontaminasi saat masih menjadi biji-bijian atau kacang-kacangan.
Jenis-jenis mikotoksin yang telah teridentifikasi terdapat 500 lebih, tetapi hanya beberapa jenis saja yang menjadi faktor penyebab penyakit mikotoksikosis dan berdampak pada kerugian ekonomi pada sektor peternakan. Jenis tersebut adalah
- Deoksirivalenon
- Aflatoksin (AFB1, AFB2, AFG1, AFG2)
- Toksin T2
- Fumonisin B1 (FUMB1)
- Zearalenon (ZEA)
- Okratoksin A (OTA)
Dari sekian jenis jamur penyebab penyakit ayam ini, ada 3 yang sering mengkontaminasi pakan ayam, yaitu ZEA, fumonisin, dan deoxyrivalenone. Ketiganya dihasilkan oleh jamur fusarium.
Proses pertumbuhan racun mikotoksin akan berhenti apabila pertumbuhan jamur telah usai. Tetapi racun yang terbentuk dengan cepat dalam pakan ayam tidak akan bisa hilang karena bersifat stabil dan tahan pada suhu tinggi.
Klasifikasi Jenis Mikotoksin
Mikotoksin diklasifikasikan menjadi 2, berdasarkan tempat dan lokasi tumbuhnya jamur:
- Jamur Penyimpanan : Jamur yang tumbuh di dalam ruangan (gudang), seperti aspergillus spp.
- Jamur Lapangan: Jamur yang tumbuh di luar ruangan (lapangan, ladang, kebun), seperti fusarium.
Aspergillus penghasil aflatoksin yaitu jamur yang mengkontaminasi pakan yang berada di dalam ruangan dan menyerang bagian pencernaan serta pernafasan ayam segala umur.
Sedangkan fusarium Dihasilkan oleh jamur fusarium spp yang biasa tumbuh diluar ruangan pada saat tingkat kelembaban meningkat di musim panas dan kering. Lebih sering ditemukan pada jagung dibandingkan bahan baku lainnya.
Dampak dan Bahaya Mikotoksikosis pada Ayam
Dampak serta risiko dari penyakit mikotoksikosis yang disebabkan oleh mikotoksin pada ayam adalah
Hasil produksi menurun
Kualitas telur yang dihasilkan menurun cukup drastis, baik dari segi ukuran, berat, hingga kerabang yang berada pada telur tersebut.
Pertumbuhan yang terhambat
Ayam broiler yang mengkonsumsi pakan, kontaminasi racun mikotoksin akan terhambat dalam proses pertumbuhan sebesar 5%.
Sistem imun tubuh menurun
Daya tahan dan imun tubuh ayam juga ikut menurun seiring dengan menurunnya hasil produksi serta terhambanya laju pertumbuhan. Bisa dibayangkan berapa besar kerugian yang dirasakan terjadi apabila pada banyak ayam di satu kandang.
Gejala dan Ciri-Ciri Mikotoksikosis pada Ayam
Dalam beberapa kasus, ayam terserang mikotoksikosis tidak teridentifikasi dan disadari oleh para peternak. Karena secara fisik tidak menunjukkan ciri-ciri yang spesifik dan signifikan.
Namun para peternak patut curiga apabila terjadi nilai FCR secara tiba-tiba atau dadakan dan nilai produksi telur menurun hingga 25-40%.
Apabila ayam yang terserang mati lalu dilakukan penelitian dengan bedah bangkai, maka akan ditemukan beberapa hal berikut ini:
- Limpa membesar
- Terdapat bintik darah pada telur
- Jaringan limfoid mengecil
- Ginjal membesar
- Pendarahan pada otot dada dan paha
- Hati menjadi rapuh dan berwarna pucat
Pencegahan dan Penanganan Mikotoksikosis pada Ayam
Agar ayam selalu dalam keadaan sehat dan bugat, para peternak perlu melakukan beberapa hal berikut ini:
- Memeriksa kualitas pakan secara menyeluruh
- Simpan pakan ayam dengan sistem first in first out (sesuai dengan tanggal masuk pakan), jadi prioritaskan pakan yang masuk duluan untuk diberi ke ayam
- Proses pembuatan gudang makanan sesuai dengan standar yang telah ditentukan, seperti cukupnya ventilasi untuk sirkulasi udara
- Tidak menggunakan zak pakan atau karung secara langsung
- Jika pakan teridentifikasi timbul jamur, segara jemur atau panaskan dengan suhu 70-100 derajat celcius
Selain beberapa poin di atas, peternak juga harus memperhatikan kondisi kesehatan ayam serta kandang dengan proses manajemen kandang yang tepat.
0 Komentar