Ticker

50/recent/ticker-posts

Ad Code

𝐇𝐚𝐥𝐨 𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐃𝐚𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐧𝐞𝐥 𝐁𝐥𝐨𝐠𝐠𝐞𝐫 𝐔𝐬𝐚𝐡𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐁𝐮𝐝𝐢𝐝𝐚𝐲𝐚 𝐓𝐞𝐫𝐧𝐚𝐤 𝐊𝐮|𝐑𝐞𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐝𝐚𝐬𝐢 𝐆𝐚𝐦𝐞 𝐎𝐧𝐥𝐢𝐧𝐞 𝐑𝐞𝐬𝐦𝐢 (𝐏𝐀𝐑𝐀𝐃𝐀𝟒𝐃)|𝐌𝐢𝐧𝐢𝐦𝐚𝐥 𝐃𝐞𝐩𝐨𝐬𝐢𝐭 𝐑𝐏.𝟓𝟎𝟎𝟎|𝐌𝐞𝐧𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐃𝐞𝐩𝐨𝐬𝐢𝐭 𝐏𝐮𝐥𝐬𝐚|𝐘𝐮𝐤 𝐆𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐒𝐞𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐉𝐮𝐠𝐚 !!

STRATEGI PENTING AGAR AYAM PETELUR MENCAPAI PRODUKSI OPTIMAL

Potensi Ayam Petelur di Indonesia

Memiliki peternakan ayam petelur yang produktif tentu saja adalah dambaan setiap peternak. Peternakan ayam petelur atau sering disebut ayam layer di kalangan peternak memiliki potensi yang cukup besar menjadi sumber penghasilan yang relatif stabil dan aman. Hal ini karena telur sebagai produk utamanya dapat dipanen setiap hari dan dapat segera dijual, tidak seperti ayam broiler yang membutuhkan waktu 35-40 hari agar bisa dipanen dan menghasilkan pendapatan bagi peternak.

Data dari Kementan menunjukkan bahwa konsumsi telur masyarakat Indonesia dari dari tahun 2017-2022 menunjukkan peningkatan yang konsisten sebesar 1,71% per tahun. Data terbaru tahun 2022 menunjukkan konsumsi per kapita masyarakat Indonesia mencapai 20.02 kg/kapita per tahun. Dengan pertumbuhan populasi yang akan terus meningkat, permintaan telur sebagai salah satu sumber protein diprediksi akan turut meningkat di tahun-tahun ke depan

Meski memiliki potensi tingkat konsumsi yang besar, ayam petelur baru mulai aktif berproduksi ketika mencapai umur 18 minggu. Peternak umumnya membeli bibit pullet yang berumur 13 minggu sehingga harus sabar menunggu hingga masa produktif tersebut. Pada umur tersebut, tingkat produksi baru mencapai 3,8% dan akan terus meningkat hingga puncak produksi sekitar 94-96%. Ayam petelur dapat berproduksi selama sekitar 52-62 minggu sejak pertama kali bertelur.

Kunci Mencapai Produksi Optimal pada Ayam Petelur

Untuk mencapai tingkat produksi optimal sesuai masa pertumbuhannya, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk memastikan keberhasilan budidaya ayam petelur. Berikut adalah beberapa langkah tersebut:

Berat Badan Memiliki Keseragaman di Atas 85%

Mengontrol berat badan ayam petelur agar relatif seragam adalah kunci penting agar produktivitas produksi telur bisa terjaga dan tetap tinggi. Berat badan yang seragam bisa membantu peternak untuk mengukur tingkat produktivitas ayam petelurnya. Selain itu, peternak juga bisa segera mendeteksi ayam yang terindikasi penyakit atau tumbuh lambat sehingga bisa dikejar pertumbuhannya atau diisolasi.

Kebutuhan Nutrisi dan Air Minum Terpenuhi secara Optimal

Berikan ayam petelur pakan yang nutrisinya sesuai dengan kebutuhan di tiap periode pemeliharaannya. Nutrisi yang dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas produksi telur antara lain protein, energi, asam lemak, kalsium, fosfor, serta serat. Detailnya adalah sebagai berikut: 

  • Fase Starter: Energi 2.950-2.975 kkal, Protein 20,5%, Lemak 3-7%, Serat <7%, Kalsium 1,05-1,10%, dan Fosfor 0,55%
  • Fase Grower: Energi 2.850-2.875 kkal, Protein 19%, Lemak 3-7%, Serat <8%, Kalsium 0,90-1,10%, dan Fosfor 0,46%
  • Fase Layer: Energi 2.800-2.900 kkal, Protein 16,4%, Lemak 3-7%, Serat <7%, Kalsium 3,39-3,57%, dan Fosfor 0,55%

Kesehatan Ayam Petelur Terjaga selama Masa Produktif

Untuk mendapatkan ayam petelur yang produktif, tentu kesehatan yang prima selama periode bertelurnya harus dijaga dengan baik. Hal ini terutama untuk mencegah ayam terpapar oleh infeksi penyakit yang dapat menurunkan produktivitas. Program vaksinasi yang terstruktur dan penerapan biosecurity yang ketat adalah langkah yang harus dilakukan.

Vaksinasi ND dan IB misalnya, dilakukan setidaknya di umur 16 minggu. Hal ini dilakukan agar ayam tidak perlu divaksin kembali di masa kritis (umur 18-25 minggu). Baru setelah memasuki puncak produksi ayam petelur di sekitar umur 26 minggu, diberikan vaksin kembali. Peternak juga harus cermat dan sigap untuk melakukan deteksi dini apabila dirasa produksi telur mulai menurun. Terutama bila ditemukan sebabnya oleh penyakit, maka harus segera dilakukan penanganan yang intensif

Merancang Suasana Kandang yang Nyaman dan Minim Stress

Ayam bisa memproduksi telur dengan maksimal apabila lingkungan kandangnya nyaman dan minim faktor-faktor yang dapat memicu stress. Mulai dari pembangunan kandang misalnya, pastikan kandang memiliki atap yang dapat mengurangi suhu panas dan bila perlu disertai blower. Jaga suhu kandang di kisaran 18°-28°C karena suhu tersebut dapat membantu ayam tetap maksimal produktivitasnya. Yang tidak kalah penting, jarak antara satu kandang dengan kandang yang lain sebaiknya selebar 7 meter..

Memiliki Pencahayaan yang Cukup

Cahaya adalah elemen penting yang dapat merangsang nafsu makan serta sekresi hormon FSH dan LH pada ayam petelur. Hormon tersebut berperan dalam pembentukan bakal kuning telur dan proses ovulasi (pelepasan kuning telur). Untuk itu, atur program pencahayaan sesuai fase pertumbuhannya khususnya di kandang closed-house. Berikut adalah panduan pencahayaan untuk ayam petelur:

  • Fase Starter: Pencahayaan selama 21-24 jam dengan intensitas 20-40 lux.
  • Fase Grower: Pencahayaan selama 12 jam/sinar matahari saja dengan intensitas 5-10 lux.
  • Fase Layer-Afkir: Pencahayaan selama 16 jam dengan intensitas 10-20 lux.

Untuk memperoleh telur dengan ukuran yang optimal, jangan memberi tambahan cahaya pada ayam periode grower sebelum ayam tersebut mencapai berat badan antara 1.550-1.600 g (siap berproduksi). Ingat juga untuk tidak mengurangi durasi pencahayaan saat ayam berproduksi, khususnya di masa kritis yaitu umur 18-25 minggu.


Posting Komentar

0 Komentar